Sabtu, 18 Maret 2017

Ganti data KTP (foto) di Indonesia, kenapa ribet?

Selamat pagi, Bapak/Ibu yang terhormat.

Saya Wulandari yang berdomisili di Tangerang.
Ketika saya bikin KTP pas lulus SMA (2012) saya belum mengenakan kerudung, kini saya telah berkerudung dan ingin sekali mengganti foto KTP saya dengan yg menggunakan kerudung.

Pertama kali saya menyampaikan ini ke kelurahan (sekitar Januari 2017), katanya tidak bisa, Ibu nya bilang KTP hanya bisa diperbarui nanti sekalian ganti status setelah menikah. Sedangkan saya masih belum tau nikahnya kapan. Walaupun ini hanya foto tapi saya sangat sadar bahwa ini adalah juga aurat yg akan terus terumbar.

Tidak menyerah saya langsung ke Kecamatan hari itu juga, langsung saya samperin dan tanya bagian foto KTP nya, katanya harus ke Dinas Catatan Sipil langsung.

Karena hari itu sudah sore saya pikir percuma kalau ke Dinas Catatan Sipil hari itu juga. Lalu saya menunggu waktu yang pas untuk bisa mengurus ini lebih lanjut.

Ketika pembagian SPT tahunan dari pabrik tempat saya bekerja (Maret 2017) dan harus isi onlne tapi saya lupa Efin saya, maka saya cuti untuk ke Kantor Pajak, sekalian ngurusin yg ganti foto KTP ini.

Sebelum saya ke kantor Dinas Catatan Sipil untuk mengganti foto KTP, terlebih dulu saya searching di internet, apakah bisa mengganti foto KTP dan apa saja syaratnya? Dan dari sini jugalah saya tau tentang SAPA KEMENDAGRI. Ternyata ada juga yang punya keinginan sama seperti saya, yaitu mengganti foto KTP nya, disitu ada yg nanya, apakah bisa mengganti foto KTP? karena dia dulu tidak menggunakan kerudung. Lalu dijawab BISA oleh admin sapa kemndagri pake disebutin Undang-Undang  nya juga.

Tiba hari dimana saya bisa ke Cikokol Tangerang, ke Kantor Catatan Sipil sekaligus ke Kantor Pajak minta efin. Tempat yang pertama saya tuju adalah Kantor Catatan Sipil, disini rame sekali, kalah rame nya ketika Aliando datang ke Mall. Untuk bisa nanya ke meja informasi saja harus ngantri dan berdesakan sama ibu ibu. Ketika dpat kesempatan untuk bertanya kepada CS nya tanpa basa basi saya langsung nanya, kalau mau ganti foto KTP gimana caranya, dia bilang cari satpam minta temuin dengan Bu Vivi. Tidak jauh dari meja informasi saya ketemu satpam dan langsung saja saya tanyakan  dimana keberadaan Bu Vivi, dia malah balik nanya, untuk apa ketemu Bu Vivi? saya jawab, "saya mau ganti foto KTP." Dia bilang "Disini lagi mati lampu, tuh liat lampu nya gak nyala, otomatis jaringan juga gak ada", celoteh satpam itu sambil nunjuk ke lampu-lampu yang memang tidak nyala. "Tunggu saja sampai lampu nya nyala atau datang lagi lain hari." Tambah satpam itu. Karena status saya sebagai pegawai swasta dan tidak bisa seenaknya cuti, saya sampaikan hal ini ke dia. Satpam itu malah agak merengus. "Ah sudahlah, mungkin dia juga lagi pusing karena lagi banyak orang disini" Pikirku dalam hati

Daripada saya bete di kantor Catatan Sipil gak ada kepastian, sambil nunggu listrik & jaringan disitu bener, saya ke Kantor Pajak  untuk meminta nomor EFIN. Memasuki kantor Pajak beda sekali dengan kantor Catatan Sipil, di kantor Pajak ini suasana nya lebih kondusif dan pegawai nya juga lebih ramah, mungkin karena faktor di kantor pajak tidak terlalu ramai juga kali ya. Dan satu yang saya pikirkan. DI KANTOR PAJAK GAK MATI LISTRIK DAN JARINGAN LANCAR, KOK DI KANTOR CATATAN SIPIL MATI?????

Singkat cerita saya ngambil nomor antrian di kantor pajak, menunggu dan dpt nmr efin. setelah itu saya kembali ke kantor Catatan Sipil, saya liat lampu sudah nyala, asikkk pikirku dlm hati. langsung saja saya tanya ke satpam dimana letak keberadaan bu vivi dan bilang mau ganti foto KTP, dia langsung bilang di lantai 3 tapi jaringan masih error. ah sudah nanggung disini biarin jaringan error juga yg penting saya mau ketemu bu vivi dulu, PENASARAN!!

Saya naik ke lantai tiga sempet nanya lagi disitu dimana bu vivi, lalu saya dikasih tunjuk ke ruangannya. Memasuki ruangan bu vivi, saya liat dia disitu lagi asik duduk nyantai sambil main HP. AH SAYA JUGA MAU JADI PNS KALAU KERJANYA NYANTAI GINIIII ehhh tapi enggak deng, kerja kayak gitu mah gak bakal bikin nalar berkembang, saya lebih suka kerja di LAB. oke, lanjut.
Langsung saja saya tanya bu vivi saya mau ganti foto KTP. Awalnya dia bilang GAK BISA. WHAT??? Saya hampir aja shock, langsung aja saya bilang sebelum saya kesini saya sempat nyari2 di internet bahwasanya bisa mengganti foto KTP malah ada Undang Undang nya juga, baru dia mau melayani saya. Dia nanya, "Hanya mau ganti foto KTP aja?" Saya jawab "Ya sekalian alamat juga sih RT nya berubah" lalu saya kasih fotokopian KK saya. Dan saya hanya diminta nomor HP karena untuk ganti foto KTP bisa ngantri 1 sampai 2 bulan dan blanko nya juga gak ada, karen lagi ada kasus korupsi di atasnya. Saya gak ngerti juga sih kok bisa ngantri lama sekali untuk ganti foto KTP, tapi kayanya dia mau saya cepat keluar dr ruangan itu, langsung aja saya tulis No HP saya. Tapi oon nya saya saya cuma nulis No HP saya di fotocopi KK yg tadi saya kasih, saya gak nulis keperluannya apa, dan saya inget ini pas udah keluar ruangan dia, males bgt mau balik lagi. maka dari itu saya menyampaikan ini di sapa kemndagri. semoga bisa dibaca dan segera ditindaklanjuti. Saya sempet suudzon KTP dibikin seumur hidup hanya untuk meringankan beban kerja PNS, karena mau ganti data seperti ini saja ribet sekali.

Terima kasih
Mohon maaf apabila ada perkataan saya yang lancang
Maaf juga apabila ada tuduhan tanpa bukti, saya gak sempet moto

Update 2019
saya sudah nulis blog baru tentang penggantian data e-KTP SUDAH BISA DILAKUKAN, silahkan baca  di: https://wulandaritng.blogspot.com/2019/04/ganti-data-ktp-foto-di-indonesia-sudah.html

Jumat, 24 Februari 2017

Hiking dan Snorkling di Pulau Sangiang, Serang, Banten

Melihat tiga tanggal merah berjejer berurutan merupakan hal yang menyenangkan bagi saya, seorang karyawan swasta. Karena dengan adanya longweekend saya bisa traveling dengan meminimalisir penggunaan cuti tahunan.
Sempat berencana bepergian jauh, namun apa daya semua itu hanya wacana.
"Pupus sudah memanfaatkan longweekend di bulan Desember 2016 ini", batinku.
Ketika uang ada, waktu ada, namun teman yang bisa diajak share cost tidak memenuhi kuota, sama sekali tidak memenuhi kuota.
Saya pun memutar otak bagaimana caranya saya tetap memanfaatkan longweekend ini.
Saya teringat, ketika melihat pameran wisata Banten di sebuah Mall di kawasan Cikokol, Tangerang. Ada sebuah pulau di Banten yang sangat bagus, Pulau Sangiang, gak kalah dengan Nusa Penida, Bali. Walaupun saya belum pernah ke Nusa Penida, baru lihat dari foto aja hehe..
Singkat cerita, ini adalah destinasi yang akan saya kunjungi di longweekend kali ini. Tak perlu pergi jauh untuk bisa menikmati keindahan alam.
Saya beserta teman saya yang orang Serang memutuskan menggunakan travel yang terdapat di pameran wisata Banten kala itu. Karena kami belum ada yang pernah kesana. Kami juga memutuskan untuk one day trip saja.
Dari Tangerang saya berangkat hari sabtu sore, tanggal 10 Desember 2016, untuk kemudian menginap di rumah teman saya di Serang.
11 Desember 2016. Pukul 04.30 WIB. Perjalanan menuju Pulau Sangiang kami awali dengan menerobos udara dingin kota serang menuju Pelabuhan Paku Anyer, Serang.
10 orang, 5 motor, kami konvoi. 5 dari pengendara motor, saya sendiri yang cewek. Wow. Aku setrong! Ketika 5 wanita lainnya hanya duduk manis selama 1,5 jam perjalanan, tapi saya mampu menembus udara dingin kota serang kala itu.
Perjuangan perjalanan kami tak hanya berhenti sampai disitu. Selesai absen dan pelunasan pembayaran kepada orang travelnya, kami naik ke kapal. Menyebrang dari Pelabuhan Paku Anyer menuju Pulau Sangiang, ditemani ombak yang sangat yahud rasanya persis seperti naik Kora-Kora, Dufan. Oke, ini lebay. Saat itu ingin rasanya mengabadikan momen dengan mem-video-kan nya, namun apa daya keinginan itu sirna dengan rasa pusing yang saya rasakan. Dan akhirnya saya pun memilih untuk memejamkan mata.
Traveling ke pulau saat musim hujan memang bukan pilihan yang tepat, tapi kapan lagi menikmati liburan. Kala itu memang tidak hujan, namun angin yang menerpa mampu membuat kami terombang ambing.
Ombak mulai mereda, sebelum sampai ke Dermaga Pulau Sangiang kami melewati rerimbunan pohon bakau
Perjalanan melewati hutan mangrove
Perjalanan melewati hutan mangrove
Gapura Pulau Sangiang
Gapura Pulau Sangiang
OTW tracking ke puncak bukit harapan
OTW tracking ke puncak bukit harapan
Setelah terombang ambing di laut lepas selama satu jam, perjuangan dilanjutkan dengan tracking menuju puncak Bukit Harapan. Setengah jam tracking tidak begitu terasa karena sepanjang perjalanan kami bersenda gurau.
Melewati rerimbunan pohon untuk bisa sampai ke puncak
Melewati rerimbunan pohon untuk bisa sampai ke puncak
Bau menyengat kelelawar mulai terasa, artinya kami sudah tiba di Goa Kelelawar. Sebelum sampai ke puncak Bukit Harapan kami foto-foto sebentar disini.
Goa Kelelawar
Goa Kelelawar
Setelah puas foto-foto dan juga tidak kuat lagi dengan bau kotoran kelelawar kami melanjutkan perjalanan menuju puncak bukit harapan
Seketika rasa lelah saya hilang, melihat hamparan bukit nan hijau dan laut yang biru membentang dari puncak bukit harapan. Yeah! Perjalanan menerobos angin subuh, melewati gelombang ombak akhirnya terbayar sudah.
Pemandangan dari puncak bukit harapan
Pemandangan dari puncak bukit harapan
Bersama rombongan. Harus hati-hati ya kalau mau foto disini.
Bersama rombongan. Harus hati-hati ya kalau mau foto disini.
Harus hati-hati foto di puncak bukit harapan, kalau jatuh, nyebur ke laut, bisa keseret sampai ke selat sunda..
Puas mengabadikan momen di puncak bukit harapan, kami turun, foto-foto sebentar di pantainya lalu isi tenaga dengan makanan yang sudah disiapkan orang travelnya sebelum melanjutkan snorkling.
Pantai Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang
Dengan menempuh waktu sekitar 10 menit melewati hutan bakau kembali, kami sampai di spot snorkling
di pancing pakai roti ikannya biar pada mendekat
di pancing pakai roti ikannya biar pada mendekat
Spot snorkling di Pulau Sangiang
Spot snorkling di Pulau Sangiang
Selesai snorkling tanpa ganti baju dulu, kami langsung dibawa kembali menuju Pelabuhan Paku Anyer, melewati arus ombak kembali selama satu jam dan kali ini dengan baju yang basah. Yahh sudahlah..
Dari Pulau Sangiang ini saya mendapatkan pelajaran bahwa menikmati alam tidak perlu jauh-jauh, nikmatilah dahulu alam di sekitar mu.
Perkenalkanlah daerah mu kepada Indonesia, bahkan dunia dengan menceritakannya dan memberi tahu aksesnya.
Ini sedikit gambaran melalui video, bagaimana keseruan saya menikmati pesona alam di Banten :
https://www.youtube.com/watch?v=LtY15c-Itkk&t=20s

Akses menuju Pulau Sangiang, Serang, Banten:
Dimanapun Anda berada, Anda bisa ke Pelabuhan Paku Anyer, Serang terlebih dulu, dari sini baru nyebrang ke Pulau Sangiang, saya pakai jasa travel. Biaya nya Rp 180.000 untuk one day trip dan Rp 300.000 untuk dua hari satu malam (menginap), sudah termasuk kapal, makan dan sewa alat snorkling.